Pandangan Tentang Kurikulum 2013
PENDAHULUAN
Kurikulum di Indonesia sudah mengalami perkembangan
sejak periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006 yang berlaku
sampai akhir tahun 2012 lalu. Pergantian Kurikulum tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta rancangan pembelajaran yang ada
di sekolah. Menurut beberapa pakar, perubahan kurikulum dari masa ke masa, baik
di Indonesia maupun di negara lain, disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang
setiap tahunnya selalu berkembang dan tuntutan zaman yang cenderung berubah.
Perkembangan kurikulum dianggap sebagai penentu masa depan anak bangsa. Oleh
karena itu, kurikulum yang baik akan sangat diharapkan dapat dilaksanakan di
Indonesia sehingga akan menghasilkan masa depan anak bangsa yang cerah yang
berimplikasi pada kemajuan bangsa dan negara.
Setiap kurikulum yang telah berlaku di Indonesia dari
periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006, memiliki beberapa
perbedaan sistem. Perbedaan sistem yang terjadi bisa merupakan kelebihan maupun
kekurangan dari kurikulum itu sendiri. Kekurangan dan kelebihan tersebut dapat
berasal dari landasan, komponen, evaluasi, prinsip, metode, maupun model
pengembangan kurikulum.
Kurikulum 2013 mulai dilaksanakan pada tahun ajaran
2013-2014 pada sekolah yang ditunjuk Pemerintah, maupun sekolah yang siap
melaksanakannya. Artinya sampai Bulan September 2013 ini, sudah 3 bulan
kurikulum baru dilaksanakan.
KEUNGGULAN KURIKULUM 2013
a. Siswa dituntut untuk aktif,
kreatif dan inovatif dalam pemecahan masalah.
b. Penilaian didapat dari semua
aspek. Pengambilan nilai siswa bukan hanya di dapat dari nilai ujian saja
tetapi juga di dapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain
lain.
c. Ada pengembangan karakter dan
pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi.
d. Kurikulum berbasis kompetensi
sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
e. Kompetensi menggambarkan secara
holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
f. Beberapa kompetensi yang
dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter,
metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills,
kewirausahaan).
g. Kurikulum 2013 tanggap terhadap
perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global. .
Untuk tingkat SD, penerapan sikap masih dalam ruang lingkup lingkungan sekitar,
sedangkan untuk tingkat SMP penerapan sikap dituntut untuk diterapkan pada
lingkungan pergaulannya dimanapun ia berada. Sementara itu, untuk tingkat
SMA/SMK, dituntut memiliki sikap kepribadian yang mencerminkan kepribadian
bangsa dalam pergaulan dunia.
h. Standar penilaian mengarahkan pada
penilaian berbasis kompetensi (sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara
proporsional)
i. Menuntut adanya remediasi secara
berkala.
j. Tidak memerlukan dokumen kurikulum
yang lebih rinci karena Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai
buku teks dan pedoman pembahasan sudah tersedia
k. Sifat pembelajaran kontekstual.
l. Meningkatkan motivasi mengajar
dengan meningkatkan kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal.
m. Buku, dan kelengkapan dokumen
disiapkan lengkap sehingga memicu dan memacu guru untuk membaca dan menerapkan
budaya literasi, dan membuat guru memiliki keterampilan membuat RPP, dan
menerapkan pendekatan scientific secara benar.
KELEMAHAN KURIKULUM 2013
a. Banyak guru yang beranggapan bahwa
dengan kurikulum terbaru ini guru tidak perlu menjelaskan materinya. Padahal
kita tahu bahwa belajar matematika, fisika,dll tidak cukup hanya membaca saja.
Peran guru sebagai fasilitator tetap dibutuhkan, terlebih dalam hal memotivasi
siswa untuk aktif belajar.
b. Sebagian besar guru belum siap.
Jangankan membuat kreatif siswa, terkadang gurunya pun kurang kreatif. Untuk
itu diperlukan pelatihan-pelatihan dan pendidikan agar merubah paradigma guru
sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar
kreatif. Selain itu guru harus dipacu kemampuannya untuk meningkatkan
kecakapan profesionalisme secara terus menerus. Sebagai contoh di Singapura,
dalam setahun guru berhak mendapatkan pelatihan selama 100 jam.
c. Konsep pendekatan scientific masih
belum dipahami, apalagi tentang metoda pembelajaran yang kurang aplikatif
disampaikan.
d. Ketrampilan merancang RPP dan
penilaian autentik belum sepenuhnya dikuasai oleh guru.
e. Tugas menganilisis SKL, KI, KD,
Buku Siswa dan Buku guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru, masih banyak
yang copy paste dan kurangnya waktu untuk membaca dokumen secara mendalam.
f. Guru juga tidak pernah dilibatkan
langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013. Pemerintah melihat
seolah-olah guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama.
g. Tidak ada keseimbangan antara
orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan
sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan. UN hanya
mendorong orientasi pendidikan pada hasil dan sama sekali tidak memperhatikan
proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada dikesampingkannya mata pelajaran
yang tidak diujikan dalam UN. Padahal, mata pelajaran non-UN juga memberikan
kontribusi besar untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
h. Kurikulum 2013 ditetapkan tanpa
ada evaluasi dari pelaksanaan kurikulum sebelumnya yaitu KTSP.
i. Pengintegrasian mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat karena
rumpun ilmu mata pelajaran-mata pelajaran itu berbeda.
j. Dalam mata pelajaran matematika
SMA kelas X terdapat matematika wajib, matematika peminatan yang harus diikuti
siswa peminatan IPA. Matematika wajib dan peminatan memiliki silabus yang
berbeda. Terutama dalam matematika peminatan diperlukan beberapa materi
prasyarat yang belum dibahas di kelas sebelumnya. Contoh : Dalam materi
persamaan eksponen diperlukan beberapa rumus turunan dari persamaan kuadrat
yang belum dibahas di kelas sebelumnya.
k. Penyusunan materi ajar belum
runtut sesuai tahap berpikir siswa, guru harus memilah dan menentukan materi
esensial mengingat materi yang harus dikuasai siswa cukup banyak.
l. Pada buku paket matematika
terdapat berbagai soal tingkat tinggi seperti soal olimpiade. Mengingat
banyaknya materi yang harus dikuasai siswa maka tidak semua soal dapat
diselesaikan. Soal-soal tersebut lebih cocok diberikan pada siswa yang berminat
mengikuti pendalaman matematika.
m. Seperti kurikulum sebelumnya,
belum ada sinkronisasi antara matematika sebagai alat bantu untuk menunjang
pelajaran lainnya. Misalnya sinkronisasi antara matematika dengan fisika, ada
banyak materi fisika yang memerlukan hitungan matematika seperti vektor,
diferensial, integral dan trigonometri tetapi belum dibahas dalam matematika.
n. Konten kurikulum masih terlalu
padat yang ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang
keluasan dan kesukarannya melampaui tingkat kemampuan siswa
o. Standar proses pembelajaran
menggambarkan urutan pembelajaran yang kurang rinci sehingga membuka peluang
penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat
pada guru.
p. Materi terlalu luas, kurang
mendalam.
q. Beban belajar terlalu berat,
sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama.
Demikian sekilas pendapat pribadi penulis tentang kurikulum 2013. Bila
terdapat kekeliruan dalam penafsirannya,penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar